Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Senin, 22 Oktober 2012

Surat Untuk Calon Istriku

Assallammuallaikum wr.wb
Untuk Diyah, calon Istriku..
Tangan ini mau menulis sesuatu tentang apa yang ada di lubuk hati ku. Aku mulai bertanya-tanya apakah aku sudah seharusnya mulai mencari sebagian diriku yang hilang.
Bukanlah niat ini disertai oleh nafsu tetapi atas keinginan seorang muslim mencari sebagian agamanya. Sering kali aku mendengar bahwa ungkapan seorang yang berkata.

“Kau Tercipta Untukku..”

Aku awalnya kurang mengerti apa sebenarnya arti kalimat itu,karena di liputi oleh hawa nafsu. Rahmat dan hidayah Allah yang diberikan kepada diriku,baru saat ini aku mengerti bahwa pada suatu hari nanti aku harus mengambil satu Tanggung Jawab menjadi seorang Imam [ Pemimpin ] yang memang diciptakan khusus untuk kaumku [ Para Lelaki ], yaitu Dirimu [Wanita ]. Aku mulai mempersiapkan diri dari segi fizkal, spiritual dan juga intelektual untuk “Bertemu” denganmu nanti.

Aku mau pertemuan kita yang pertama aku kelihatan “sempurna” di hadapanmu, meskipun pada hakekatnya masih banyak lagi kelemahan dan kekurangan pada diriku ini. Aku mencoba mempelajari arti dan hakikat tanggung jawab yang harus aku wujudkan ketika dipertemukan dengan dirimu.
Aku coba membatasi hubungan pembicaraan dengan wanita lain yang hanya dalam lingkaran urusan penting karena aku risau aku menceritakan rahasia diriku kepadanya karena seharusnya engkaulah yang harus mengetahuinya kerana dirimu adalah “Sebagian Dariku” dan hak bagimu untuk mengetahui segala lahir dan batin diriku ini.

Apabila aku memakai kopiah, aku disangka ustad. Diriku memakai jubah, disangka syeikh. Lidahku mengajak manusia ke arah makruf disangka dai. Bukan itu yang aku pinta karena aku hanya mengharapkan keridhoan Allah. Yang aku takuti, diriku mulai didekati oleh wanita karena perawakanku dan perwatakanku. Baik yang indah berjilbab atau yang ketat bert-shirt, semuanya singgah disisiku. Aku risau imanku akan lemah, Diriku tidak dapat menahan dari fitnah ini.

Rasulullah S.A.W pernah bersabda :

“Aku tidak meninggalkan setelahku fitnah yang lebih bahaya untuk seorang lelaki melainkan wanita.”

Jiwa remaja ku ini mulai mencari cinta menjelma dan kehadiran wanita amat terasa untuk berada di sisi. Setiap kali aku merasakannya, aku mengenangkan dirimu.
Di sana engkau setia Menunggu diriku, tetapi di sini aku curang kepadamu andai aku bermain dengan cinta fatamorgana. Sampaikan doamu kepada diriku agar aku dapat menahan gelora kejantananku disamping aku mengajukan sendiri doa diperlindungi diri.

Bukan harta, rupa dan keturunan yang aku liat dalam mencari dirimu. Cukuplah agama sebagai pengikat kasih antara kita. Saat di mana aku akan Melamarmu, akan ku lihat wajahmu sekilas agar tercipta keserasian diantara kita kerana itu pesan Nabi kita. Tidak perlu alis mata seakan alis mata unta, wajah bersih seakan putih telur ataupun bibir merah delima tetapi cukup cuma akidah sekuat akar, ibadah sebagai makanan dan akhlak seindah budi.

“Nikahilah wanita karena empat perkara” keturunan, harta, rupa dan agama. Dan jika kau memilih Agama engkau tidak akan menyesal.”

Jika aku dipertemukan dengan dirimu, akan ku jaga perasaan kasih ini supaya tidak tercurah sebelum masanya. Akan ku jadikan syara’ sebagai pembatas diri kita. Akan ku jadikan Akad Nikah itu sebagai cap Halal untuk mendapatkan dirimu. Biarlah kita mengikuti nenek moyang kita, Nabi Adam dan Siti Hawa yang bernikah sebelum disatukan agar kita dapat menikmati kenikmatan Pernikahan yang menjanjikan ketenangan jiwa, ketenteraman hati dan kedamaian batin. Doakan diriku ini agar tidak berputus asa dan sesaat dalam misi mencari Bekal untuk menafkahimu dengan sesuatu yang Halal, dan akan melengkapkapi sebagian agamaku.


Dari Aku, calon suamimu..
Ya Allah..
Jika dia benar untukku..
Dekatkanlah hatinya dengan hatiku..

Jika dia bukan milikku..
Damaikanlah hatiku..
Dengan ketentuan-Mu..
Dialah permata yang dicari..

Selama ini baru kutemui..
Tapi ku tak pasti rencana Ilahi..
Apakah dia kan kumiliki..
Tidak sekali dinodai nafsu..

Akan kubatasi dengan syariat-Mu..
Jika dirinya bukan untukku..
Redha hatiku dengan ketentuan-Mu..
Ya Allah..
Engkaulah tempat kubergantung harapanku..
Kuharap diriku sentiasa di bawah rahmat-Mu..

0 komentar:

Posting Komentar