Bagi Cowok, menggapai cinta dari cewek yang didambanya adalah harga mati.
setinggi apapun gunung pasti akan didaki..
Seluas apapun Samudera akan disebrangi..
Entah nanti resiko gak kuat atau tenggelam di tengah jalan itu dipikir belakangan.
Yang penting semangat juang meraih cinta yamg tak terukur oleh apapun.
Sedangkan bagi Cewek, mendapatkan cowok yang ngayomi, dewasa, sabar,
menyenangkan, dan mampu menyejahterakan hidupnya secara lahir-batin.
Adalah ukuran yang sering didambakan Setiap cewak. Bahkan ada yang sederhana
mengukur kriteria ini dengan berucap kata "Yang penting materinya melimpah".
Jika cita-cita dari Cinta itu terwujudkan, maka ada yang mengukur pernikahan
adalah puncak kenikmatan dunia. Makanya malam pertama dianggap sangat sakral.
Tapi Dijaman Moderen dan serba canggih Ini, tidak sedikit juga yang gak sabar
untuk milih "Mencuri Start", Yups mencuri Star dan tentunya anda
mengerti tentang apa yang saya maksut dengan "Mencuri Start" Tersebut.
Jadinya malam pertama yang seharusnya Special, dan berkesan dengan
pasangan yang telah Sah, Hanya dijalani sebatas formalitas status, dan
Tak ada kejutan sensasi. Hwehehe..
Hari berganti hari. Bulan berganti bulan. Perjalanan pasangan yang saling
mendambakan ini terus menghitung waktu menjalani kehidupan ini.
Ternyata, jalan kehidupan tidak selalu di puncak kemesraan walau publik
sering melihat pasangan ini terkesan baik-baik saja. Jalan kehidupan
demikian berliku, berkelok, berlubang, naik turun, dan kadang membuat
kita sering terjatuh dan terjatuh lagi. Hingga, kesetiaan yang menjadi
slogan terucap saat pertama kali berpegangan tangan bersumpah setia,
menjadi sebuah kata kosong hilang rasa.
Ternyata godaan datang silih berganti. Namanya godaan, tentu terukur "lebih
baik" secara logika, dibanding pasangannya kini. Bagi cowok, biasanya
"Baik" dimaknai dengan ukuran "Fisik". Sedangkan Bagi cewek, biasanya
dimaknai dengan "Kemapanan". Fisik tidak lagi secantik dan sesexy dulu,
Kemapanan kadang hanya tinggal janji. Kita mengambil contoh, sangat
mudah mendapatkan pesaing baru [Orang Ketiga] yang jauh lebih baik dari
pasangan kita.
Masalahnya tinggal 2 hal yang terfikirakan, yaitu :
[1] Apakah penggoda itu mau dengan kita ??
[2] Apakah kita itu mau dengan penggoda itu ??
Sang penggoda akan datang makin banyak jika kita mempunyai kelebihan harta atau
kedudukan/jabatan atau status kebangsawanan atau profesi tertentu.
Mudahnya ngomong sih "Ngapain sih menggoda, kalo gak dapat hasil
apa-apa". Begitu juga kita akan mudah tergoda makala merasa Lebih dalam
diri kita sendiri, entah itu cantik/ganteng, kaya, berpangkat, dan
status superior lainnya.
Alasan kita membuka diri untuk penggoda pun bermacam-macam dalih. Ada
yang karena tidak dipuaskan lagi dengan pasangan, ada yang terpaksa,
dll. Tapi yang jelas banyak diantara kita yang aslinya bosan dengan
pasangan. Manusia memang di-cap dari orok [Janin] punya sifat mudah
bosan dan sulit berterima kasih, kecuali kepada orang-orang yang
terpilih.
Bagaimana membangun kesetiaan?
1. Ada yang beralasan karena punya rasa cinta mati, yang tak lapuk atau pudar oleh kerut-kerut dikala tua nanti
2. Ada yang setia dengan alasan menghormati pengorbanan pasangan, dimana
ingat sejarah disa'at kita berusaha untuk mendapatkan Cinta Si Dia, dan
ingat disa'at dulu memulai kehidupan bersama dimulai dari 0 bersama,
merangkak, jatuh, tersenyum dan bahkan menangis pun bersama.
3. Ada juga yang karena gak ada lagi yang mau dengan kita [hwehehe, Just kidd]
Mengukur kesetiaan tidak hanya dari Fisik, Materi, Sex, Pangkat dan Kekuasaan.
Kesetiaan butuh rasa pengertian dari pasangan. Yups, Pengertian dari pasangan kita
dimana yang dinamakan "Pasangan" itu berarti ada 2 pihak yang saling membutuhkan
dan saling melengkapi. Menentukan pasangan tentu berdasar kriteria kecocokan yang paling banyak atau perbedaan paling kecil.
Sejak awal membina, kita harus paham bahwa dibalik kelebihan yang
menggoda, tentu tersembunyi kekurangan di banyak sudut dari kelibihan
itu sendiri. Alangkah gegabahnya jika kita menuntut keabadian di dunia
yang Fana ini. yang memiliki arti tidak ada yang abadi. Keabadian adalah
milik-NYA. Sebagai hamba, perlukah kita menuntut kekuasaan setinggi
DIA. Pasangan adalah bagian kefana'an dunia ini. Namun pasangan dapat
diajak menggapai kebahagiaan yang abadi di kehidupan berikutnya. Yaitu
pasangan yang saling mengingatkan dan mendoakan untuk kebaikan semesta.
Senin, 22 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar