Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Senin, 22 Oktober 2012

Membangun Kesetiaan Dalam Hati

Bagi Cowok, menggapai cinta dari cewek yang didambanya adalah harga mati.
setinggi apapun gunung pasti akan didaki..
Seluas apapun Samudera akan disebrangi..
Entah nanti resiko gak kuat atau tenggelam di  tengah jalan itu dipikir belakangan.
Yang penting semangat juang meraih cinta yamg tak terukur oleh apapun.

Sedangkan bagi Cewek, mendapatkan cowok yang ngayomi, dewasa, sabar,
menyenangkan, dan mampu menyejahterakan hidupnya secara lahir-batin.
Adalah ukuran yang sering didambakan Setiap cewak. Bahkan ada yang sederhana
 mengukur kriteria ini dengan berucap kata "Yang penting  materinya melimpah".

Jika cita-cita dari Cinta itu terwujudkan, maka ada yang mengukur pernikahan
adalah puncak kenikmatan dunia. Makanya malam pertama dianggap sangat sakral.
Tapi Dijaman Moderen dan serba canggih Ini, tidak sedikit juga yang gak sabar
untuk milih "Mencuri Start", Yups mencuri Star dan tentunya anda mengerti tentang apa yang saya maksut dengan "Mencuri Start" Tersebut. Jadinya malam pertama yang seharusnya Special, dan berkesan  dengan pasangan yang telah Sah, Hanya dijalani sebatas formalitas status, dan Tak ada kejutan sensasi. Hwehehe..



Hari berganti hari. Bulan berganti bulan. Perjalanan pasangan yang saling
mendambakan ini terus menghitung waktu menjalani kehidupan ini. Ternyata, jalan kehidupan tidak selalu di puncak kemesraan walau publik sering  melihat pasangan ini terkesan baik-baik saja. Jalan kehidupan demikian berliku, berkelok, berlubang, naik turun,  dan kadang membuat kita sering terjatuh dan terjatuh lagi. Hingga, kesetiaan yang menjadi slogan terucap saat pertama kali  berpegangan tangan bersumpah setia, menjadi sebuah kata kosong hilang rasa.

Ternyata godaan datang silih berganti. Namanya godaan, tentu terukur "lebih
baik" secara logika, dibanding pasangannya kini. Bagi cowok, biasanya "Baik" dimaknai dengan ukuran "Fisik". Sedangkan Bagi cewek, biasanya dimaknai dengan "Kemapanan".  Fisik tidak lagi secantik dan sesexy dulu, Kemapanan kadang hanya tinggal janji. Kita mengambil contoh, sangat mudah mendapatkan pesaing baru [Orang Ketiga] yang jauh lebih baik dari pasangan kita.

Masalahnya tinggal 2 hal yang terfikirakan, yaitu :

[1] Apakah penggoda itu mau dengan kita ??
[2] Apakah kita itu mau dengan penggoda itu ??

Sang penggoda akan datang makin banyak jika kita mempunyai kelebihan harta atau
kedudukan/jabatan atau status kebangsawanan atau profesi tertentu. Mudahnya ngomong sih "Ngapain sih menggoda, kalo gak dapat hasil apa-apa". Begitu juga kita akan mudah tergoda makala merasa Lebih dalam diri kita sendiri, entah itu cantik/ganteng, kaya, berpangkat, dan status superior lainnya.

Alasan kita membuka diri untuk penggoda pun bermacam-macam dalih. Ada yang karena tidak dipuaskan lagi dengan pasangan, ada yang terpaksa, dll. Tapi yang jelas banyak diantara kita yang aslinya bosan dengan pasangan. Manusia memang di-cap dari orok [Janin] punya sifat mudah bosan dan sulit berterima kasih, kecuali kepada orang-orang yang terpilih.

Bagaimana membangun kesetiaan?

1. Ada yang beralasan karena punya rasa cinta mati, yang tak lapuk atau pudar oleh kerut-kerut dikala tua nanti

2. Ada yang setia dengan alasan menghormati pengorbanan pasangan, dimana ingat sejarah disa'at kita berusaha untuk mendapatkan Cinta Si Dia, dan ingat disa'at dulu memulai kehidupan bersama dimulai dari 0 bersama, merangkak, jatuh, tersenyum dan bahkan menangis pun bersama.

3. Ada juga yang karena gak ada lagi yang mau dengan kita [hwehehe, Just kidd]

Mengukur kesetiaan tidak hanya dari Fisik, Materi, Sex, Pangkat dan Kekuasaan.
Kesetiaan butuh rasa pengertian dari pasangan. Yups, Pengertian dari pasangan kita
dimana yang dinamakan "Pasangan" itu berarti ada 2 pihak yang saling membutuhkan
dan saling melengkapi. Menentukan pasangan tentu berdasar kriteria kecocokan yang paling banyak atau perbedaan paling kecil.

Sejak awal membina, kita harus paham bahwa dibalik kelebihan yang menggoda, tentu tersembunyi kekurangan di banyak sudut dari kelibihan itu sendiri. Alangkah gegabahnya jika kita menuntut keabadian di dunia yang Fana ini. yang memiliki arti tidak ada yang abadi. Keabadian adalah milik-NYA. Sebagai hamba, perlukah kita menuntut kekuasaan setinggi DIA. Pasangan adalah bagian kefana'an dunia ini. Namun pasangan dapat diajak menggapai kebahagiaan yang  abadi di kehidupan berikutnya. Yaitu pasangan yang saling mengingatkan dan mendoakan untuk kebaikan semesta.

0 komentar:

Posting Komentar