Tugasmu adalah
memuliakan perempuan. Ibumu, istrimu, dan anak-anak perempuanmu. Di pundakmu
mereka bertumpu. Maka seharusnya kau malu jika tanganmu masih berpangku dan
hatimu tidak tergerak untuk membuat mereka mulia. Wahai Pria, Tugasmu adalah
memuliakan perempuan. Ibumu tiga kali lebih berhak engkau hormati dari ayahmu.
Bahkan jika engkau sudah menggendongnya keliling dunia niscaya tidak akan
terbalas kemuliaan ibu padamu. Istrimu adalah indikator kebaikanmu. Kemuliaannya
melalui tanganmu adalah pemberat amalmu di akhirat kelak. Anak-anak perempuanmu
adalah cermin dirimu. Kesenangan mereka akibat perbuatanmu adalah perisaimu
dari api neraka. Wahai Pria, Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Memuliakan,
menjadikan mereka mulia, di dunia dan di sisi-Nya.
Maka janganlah
sekali-kali berhitung ketika menafkahi Ibumu. Apakah Ibumu pernah menagihmu
atas air susu yang menjadikanmu siapa dirimu sekarang? Jangan pula merasa berat
saat mencukupi kebutuhan istrimu. Bukankah seharusnya kehormatanmu bisa
memenuhinya? Pun merasa sempit saat memberikan kesenangan dunia pada anak-anak
perempuanmu. Perisai api neraka tidak sebanding dengan apapun di dunia. Wahai
Pria, Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Mulia, bukan saja di dunia tapi
juga membuat mereka mulia di hadapan-Nya. Jangan berharap mereka mendirikan
perintah-Nya sedangkan dirimu sendiri lalai terhadap-Nya. Jangan berpikir
mereka akan menaatimu jika dirimu mungkin tidak pantas untuk ditaati. Jangan
pula berharap iringan do'a dan ridho mereka jika mereka terlewat dari
do'a-do'amu.
0 komentar:
Posting Komentar